Di jantung hutan hujan Kalimantan, menghampar misteri dan keajaiban yang belum tersentuh. Segenap peneliti muda flora fauna menulis ulang narasi eksplorasi para naturalis. Setiap langkah adalah hasrat, keingintahuan, dan penemuan untuk mencatat biodiversiti tanah Borneo yang membentangkan permadani alam yang rumit.
“Saya bukan peneliti, tapi saya bisa menangkap aura kecantikan hutan Kalimantan. Aura kekayaan hutan Indonesia yang luar biasa. Para peneliti muda yang masuk seperti anak kecil yang dikasih mainan, seperti ektase…,” kata Sadtata Noor Adirahmanta, Kepala BKSDA Kalimantan Tengah sekaligus Ketua Tim Jelajah Sapat Hawung 2023.
Ia berhenti sejenak, menghela napas. Ada semangat yang masih hangat, ada rasa haru atas ekspedisi akbar yang baru seminggu berlalu. National Geographic Indonesia mewawancarai Sadtata di sela-sela ia mengikuti rakor di Manggala Wanabhakti, Oktober 2023.
Jelajah Cagar Alam Sapat Hawung, Explore the Hidden World adalah sebuah perjalanan yang unik dari perjelajahan-penjelajahan lain yang pernah ada. Ekspedisi yang berlangsung dari 9-20 September 2023 diinisasi oleh BKSDA Kalimantan Tengah dengan melibatkan 70 orang terdiri dari 23 tim (peneliti dan videografer) dan 47 porter. Tim porter dibagi dalam 2 shift mengingat perjalanan cukup lama yaitu 2 minggu di kawasan Cagar Alam Sapat Hawung, Kalimantan Tengah yang bahkan belum pernah tereksplorasi secara detail.
“Saya bisa katakan hampir tidak terjamah. Masyarakat tidak punya kepentingan ke situ. Masyarakat Desa kalasin, desa terdekat biasanya mencari gaharu hingga ke pedalaman hutan namun tetap belum pernah sampai ke sini, terlalu jauh,” terang Sadtata.
Continue reading